Menu
Personal Finance
Knowledge
Work Life
Relationship
Mental Health
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Gangguan Jiwa Bisa Disebabkan oleh Kondisi Keluarga?

Kenapa Gangguan Jiwa Bisa Disebabkan oleh Kondisi Keluarga? Kredit Foto: Foto/istimewa
WE Trivia, Yogyakarta -

Gangguan jiwa merupakan masalah lanjutan dari seseorang yang mengalami masalah mental. Tidak hanya berupa masalah pada kontrol perasaan, gangguan jiwa juga sudah berbentuk tindakan. Salah satu contoh yang kerap ditemui oleh masyarakat dari gangguan jiwa adalah gila atau demensia.

Penyebab utama gangguan jiwa kerap menjadi misteri jika melihat kasus individu per individu.  Masalah fisik berupa demam dan panas hingga kekecewaan yang mendalam menjadi beberapa faktor penyebab paling umum. Namun, selain itu, kondisi keluarga juga dapat mempengaruhi seseorang mengalami gangguan jiwa. 

Meskipun keluarga diisi oleh orang-orang yang sehat secara lahir dan batin, tetapi seseorang yang ada di dalamnya dapat mengalami gangguan jiwa. Hal itu umumnya diawali dengan gangguan mental yang tidak disadari atau tidak ditangani. 

Baca Juga: Kenapa Seseorang Memiliki Gangguan Kepribadian Ganda?

Alasan yang Membuat Gangguan Jiwa Justru Bisa Disebabkan oleh Keluarga 

Meskipun menjadi tempat penyembuhan yang paling efektif, keluarga justru juga dapat menjadi faktor yang membuat seseorang mengalami gangguan jiwa. Beberapa alasan yang membuat hal tersebut dapat terjadi adalah sebagai berikut.

1. Gangguan jiwa merupakan masalah medis yang bersifat genetik atau turun-temurun 

Tidak semua anak yang dilahirkan dari keluarga gangguan jiwa akan pasti mengalami gangguan jiwa. Meskipun begitu, seseorang yang mengalami gangguan jiwa pasti memiliki orang tua atau keturunan yang mengalami gangguan jiwa. Dengan kata lain, kesehatan mental keturunan atau keluarga memang mempengaruhi kemungkinan gangguan jiwa seseorang. 

Melansir laman Healthy Children, hal ini umumnya disebabkan oleh reaksi genetika berupa epigenetik dan polimorfisme. Selain itu, meskipun lebih jarang terjadi, perubahan gen tunggal juga dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan jiwa. Meskipun begitu, ketiga faktor genetik tersebut umumnya tidak dapat membuat seseorang mutlak mengalami gangguan jiwa jika tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. 

2. Kesehatan ibu mengandung dapat mempengaruhi sel saraf otak anak 

Berhasil lama resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kondisi seorang ibu yang sedang mengandung akan mempengaruhi kesehatan anaknya. Berbagai macam gangguan fisik, mental, dan emosional yang diterima oleh sang ibu akan menentukan perkembangan sel saraf otak janin.

Hal itu akan diperparah jika terjadi masalah ketika persalinan. Apabila terjadi komplikasi, maka kemungkinan anak tersebut mengalami gangguan jiwa menjadi lebih tinggi. Pada anak-anak, hal semacam ini umumnya ditunjukkan dengan gangguan konsentrasi belajar dan berubah menjadi gangguan mental ketika remaja. Lalu, seperti yang diketahui, gangguan mental berlarut-larut akan berubah menjadi gangguan jiwa. 

Baca Juga: Kenapa Seseorang Mengalami Gangguan Kepribadian Histrionik?

3. Situasi keluarga akan mempengaruhi psikologis anak 

Seseorang yang mengalami gangguan mental dan berubah menjadi gangguan jiwa sangat mungkin berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Hal itu karena ketika masih menjadi seorang anak dari keluarga bermasalah, akan ada tekanan psikologi yang diterima.

Melansir laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, gangguan jiwa memang dapat disebabkan oleh riwayat traumatis, beban psikologi yang terlalu berat, konflik, keinginan tidak tercapai, amarah dan kesedihan mendalam, Kehilangan, dan lainnya. Faktor-faktor tersebut dapat diperoleh dari manapun, tetapi keluarga bisa menjadi lingkungan yang sangat menentukan. 

Penulis/Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel:

Terpopuler

Terkini

Lihat semuanya