
Resesi ekonomi kerap menjadi momok bagi negara sekaligus masyarakat. Namun, penelitian menemukan bahwa lebih banyak generasi Milenial yang merasa siap menghadapi kemerosotan ekonomi dibandingkan dengan generasi Baby Boomer.
Baca Juga: Kenapa Penghasilan Generasi Milenial Lebih Sedikit daripada Generasi Orang Tuanya?
Melansir StudyFinds, perusahaan Affirm melalui OnePoll menyurvei 2 ribu orang di Amerika Serikat (AS) pada Juni 2023 untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri warga AS dalam menghadapi resesi ekonomi. Hasilnya, 79 persen generasi Milenial merasa siap menghadapi kemerosotan ekonomi dibandingkan generasi Baby Boomer (60 persen).
Pasalnya, mereka telah memiliki rencana yang jelas untuk mengelola keuangan hingga sisa tahun 2023 (69 persen). Selain itu, 64 persen responden yang percaya diri merasa keuangan mereka terkendali. Mereka mengendalikan kondisi tersebut dengan menyusun anggaran (69 persen), menabung dana darurat (68 persen), melunasi utang (64 persen), dan mencatat pengeluaran mereka (53 persen).
Kepercayaan diri finansial ini juga diyakini akibat perubahan pendekatan yang dilakukan masyarakat pada paruh pertama 2023. Mereka mengubah pendekatannya terhadap keuangan dengan menabung lebih banyak (68 persen), mengurangi pengeluaran (65 persen), berkonsultasi dengan penasihat keuangan (50 persen), dan mengunduh aplikasi budgeting (43 persen).
Tantangan terhadap Kesiapan Finansial
Meski telah memiliki kesiapan finansial, warga AS masih ingin berbuat lebih banyak. Sekitar 80 persen pun berpikir mereka bisa mengelola keuangan dengan lebih baik lagi.
Beberapa responden mengaku tidak menabung sebanyak yang seharusnya. Sebanyak 55 persen di antaranya pun menyalahkan naiknya biaya hidup sebagai hambatan terbesar dalam menabung.
Sementara itu, bagi 50 persen penduduk AS, aspek paling membuat stres dalam kehidupan finansial adalah saldo rekening bank. Biaya keterlambatan kartu kredit juga dianggap sebagai tekanan terbesar bagi 25 persen responden.
Baca Juga: Kenapa Gen Z dan Milenial Lebih Suka Berutang?
Sekitar 3 dari 4 orang setuju bahwa kartu kredit mempersulit mereka dalam mengelola pengeluaran. Di sisi lain, 48 persen responden menganggap PayLater membuat mereka merasa paling bisa mengendalikan keuangan, dibandingkan berbelanja dengan kartu kredit dan uang tunai. Pasalnya, terdapat opsi yang memungkinkan konsumen untuk memilih jadwal pembayaran yang paling sesuai dan membantu mereka mengontrol pengeluaran.
Penulis/Editor: Citra Puspitaningrum
Tag Terkait: