
Jurusan manajemen menjadi salah satu jurusan yang populer, terutama untuk jenjang pendidikan sarjana. Hampir semua universitas ternama di Indonesia menyediakan jurusan ini dengan berbagai konsentrasi khusus, seperti manajemen keuangan, manajemen SDM, manajemen bisnis, dan lainnya. Di level dunia, menurut QS World University Rankings 2022, Harvard Business School menjadi yang paling unggul untuk jurusan ini.
Beragamnya konsentrasi pendidikan yang dapat diambil oleh mahasiswa jurusan manajemen memungkinkan lulusannya dapat mengambil berbagai pekerjaan. Namun, sayangnya lulusan jurusan ini justru dianggap memiliki tantangan tersendiri dalam mendapatkan pekerjaan.
Seperti 80% lulusan jurusan lainnya yang disebutkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim, tantangan itu juga yang membuat banyak lulusan manajemen akhirnya bekerja tidak sesuai dengan gelarnya. Tidak sedikit juga lulusan manajemen yang memanfaatkan pengetahuannya untuk membuka bisnis ketimbang mencari kerja di perusahaan.
Baca Juga: Kenapa Jurusan Fisika Sepi Peminat?
Faktor yang Membuat Mahasiswa Jurusan Manajemen Kesulitan Mencari Kerja
Melansir Indeed, berapa faktor yang membuat seseorang sulit mendapat kerja adalah seperti ketidakyakinan pada pendidikan yang ditempuh, persaingan ketat, tidak memiliki keterampilan, tidak memiliki pengalaman, tidak memiliki jaringan, dan kurangnya usaha dalam menawarkan diri kepada perusahaan.
Secara khusus, semua tantangan itu juga dihadapi oleh lulusan manajemen. Meskipun setiap departemen di dalam perusahaan membutuhkan sosok yang mampu melakukan manajemen, tetapi lulusan jurusan manajemen belum tentu mudah mendapatkan pekerjaan tersebut. Beberapa alasan yang dapat melatarbelakangi hal itu adalah sebagai berikut.
1. Lulusan manajemen tidak mendapatkan gelar profesional
Meskipun diproyeksikan akan menempati gelar tertentu secara spesifik, tetapi lulusan manajemen tidak mendapat gelar profesional. Hal ini membuat kedudukannya setara dengan lulusan jurusan lain ketika melamar pekerjaan. Oleh karena itu, lulusan manajemen juga harus memulai karir dari bawah.
Fakta ini menjadi kerugian tersendiri bagi lulusan manajemen yang sasaran pekerjaannya berada pada level pemimpin. Dengan kemampuan manajemen organisasi dan pekerjaan, lulusan manajemen seharusnya tidak perlu melewati jenjang karir dari bawah. Namun, karena tidak memiliki gelar profesional, lulusan manajemen tidak memiliki keistimewaan lebih untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.
2. Tingginya persaingan dengan lulusan pendidikan pada jurusan yang relevan
Karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan pendidikannya telah terjadi di hampir semua negara. Di Indonesia, menurut Nadiem Makarim yang merupakan Mendikbudristek dan pebisnis, fakta ini bahkan mencapai 80% dari semua lulusan yang ada.
Sayangnya, lulusan jurusan manajemen kerap kalah bersaing dengan lulusan lain di level pekerjaan bawah. Hal ini karena pada dasarnya lulusan manajemen tidak memiliki keterampilan untuk level pekerjaan tersebut.
Di sisi lain, perusahaan kerap menggunakan budaya loyalitas untuk menaikkan karir karyawan. Perusahaan lebih memilih karyawan yang telah lama mengabdi untuk menempati posisi manajerial. Pada akhirnya, hal itu membuat lulusan manajemen tidak dapat menawarkan diri untuk menempati posisi yang sesuai dengan pendidikannya.
Baca Juga: Kenapa Jurusan Akuntansi Banyak Diminati?
3. Mengalami kontradiksi dengan persyaratan kerja oleh perusahaan
Seseorang yang merupakan lulusan manajemen memiliki pengetahuan manajemen berdasarkan teori pendidikan yang dipelajari di kampus. Secara kontradiktif, perusahaan lazimnya lebih mempercayai seseorang yang memiliki pengalaman secara langsung.
Karyawan yang berpengalaman dianggap memiliki jaringan luas, keterampilan cukup, dan bukti kerja yang nyata. Hal ini membuat lulusan manajemen tidak dapat bersikap unggul pada lamaran pekerjaan pertama karena belum memiliki pengalaman. Padahal, pekerjaan pertama sangat penting untuk menentukan kesesuaian pendidikan dan karir.
Penulis/Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: