Menu
Personal Finance
Knowledge
Work Life
Relationship
Mental Health
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Rasa Kesepian Berbahaya?

Kenapa Rasa Kesepian Berbahaya? Kredit Foto: Unsplash/Alex Ivashenko
WE Trivia, Yogyakarta -

Alasan manusia disebut sebagai makhluk sosial karena, manusia memerlukan orang lain dalam hidup untuk saling terikat dan menjalin hubungan. Namun keberadaan media sosial kini menciptakan sebuah hubungan semu, yakni dengan pertemanan-pertemanan yang terjalin secara online dan seringkali tak memiliki kedalaman koneksi secara emosional

Selain itu, keberadaan media sosial juga membuat seseorang betah berlama-lama terikat dengan aktivitas gadget dibandingkan menjalin komunikasi yang berarti dengan orang-orang terdekat. 

Baca Juga: Kenapa Orang Bisa Merasa Kesepian?

Melansir dari Psychology Today, disebutkan bahwa aktivitas bermain media sosial bisa menjadi pemicu rasa kesepian yang berbahaya. Sebab, interaksi di media sosial menurunkan komunikasi di dunia nyata yang membuat seseorang tak memiliki teman dekat untuk berbagi cerita sehingga muncul perasaan hampa atau kesepian. 

Lebih lanjut, menurut laporan US Surgeon General, kesepian ini sangat berbahaya bahkan lebih berbahaya daripada merokok 15 batang dalam sehari. Hal ini ternyata banyak dialami oleh anak-anak muda di zaman sekarang yang banyak menghabiskan waktu untuk bermain media sosial.

Selain itu disimpulkan bahwa orang yang tidak memiliki pertemanan dekat atau sering kesepian dua kali lebih mungkin meninggal lebih cepat dibandingkan orang yang tidak kesepian. 

Baca Juga: Kenapa Seseorang Merasa Kesepian dalam Hubungan?

Berikut untuk rangkuman lebih lengkap mengenai alasan-alasan kenapa rasa kesepian berbahaya.

1. Rentan Kecemasan

Kesepian dapat membuat kita rentan terhadap kecemasan karena kurangnya dukungan sosial dan interaksi emosional yang memadai. Ketika kita merasa sendirian, pikiran negatif dan kekhawatiran seringkali meningkat. Kita mungkin merasa tidak dihargai atau terisolasi, yang dapat mengganggu keseimbangan emosional dan meningkatkan risiko gangguan kecemasan

Penulis/Editor: Sabriena Yully Puspita

Tag Terkait:

Bagikan Artikel:

Terpopuler

Terkini

Lihat semuanya