Menu
Personal Finance
Knowledge
Work Life
Relationship
Mental Health
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Menjadi Dewasa itu Berat?

Kenapa Menjadi Dewasa itu Berat? Kredit Foto: Freepik/jcomp
WE Trivia, Yogyakarta -

Saat masih anak-anak, kita pasti ingin tumbuh dewasa dengan cepat. Sebab, saat dewasa kita tidak lagi dibayangi oleh aturan orang tua dan bisa mencari uang sendiri, sehingga lebih bebas melakukan banyak hal.

Namun, ternyata menjadi dewasa tidak semudah yang kita bayangkan saat masih kecil. Bahkan, ada beberapa orang yang ingin menjadi anak-anak lagi saat mengetahui bahwa menjadi dewasa itu berat.  

Mengutip laman Tech Target, kedewasaan adalah tugas, tanggung jawab, dan perilaku yang diasosiasikan dengan kehidupan orang dewasa. Keadaan ini membuat seseorang kehilangan kenyamanan masa kanak-anak, seperti dukungan emosional dan finansial dari orang tua. 

Misalnya, mulai menjalani hidup mandiri dengan tinggal sendiri, mencari uang, dan lain sebagainya. Beratnya menjadi dewasa dibuktikan oleh banyaknya orang yang mengalami gangguan kesehatan mental saat mengalami transisi kedewasaan. 

The National Institute of Mental Health menemukan bahwa orang dewasa muda di Amerika Serikat yang berusia 18-25 tahun mempunyai prevalensi penyakit mental tertinggi (33,7 persen) dibandingkan orang dewasa berusia 26-49 tahun (28,1 persen) dan berusia 50 tahun ke atas (15,0 persen).

Baca Juga: Kenapa Orang Susah Move On setelah Putus Cinta?

Apabila dilihat, seluruh aktivitas yang perlu dilakukan orang dewasa itu umum dan pasti dilalui oleh setiap orang. Namun, hal apa yang membuat menjadi dewasa itu berat? Simak penjelasan lengkapnya dalam uraian di bawah ini!

Alasan Kenapa Menjadi Dewasa itu Berat

Setiap orang pasti mengalami transisi kedewasaan, tapi tidak semuanya bisa menjalaninya dengan mudah. Menyadur laman Cognitive Behavioral Consultants, alasan kenapa menjadi dewasa itu berat adalah sebagai berikut. 

1. Tekanan pendidikan

Transisi dari sekolah menengah ke perguruan tinggi jenjang sarjana atau pascasarjana membuat banyak orang dewasa muda kewalahan. Sebab, tugas dan tanggung jawab yang dijalani pasti berbeda. 

Oleh karena itu, orang dewasa muda perlu belajar dan beradaptasi untuk dapat menjalani kehidupan perkuliahan dengan baik. 

2. Kesulitan mencari kerja

Mencari pekerjaan merupakan hal yang cukup sulit dilakukan. Sebab, ada banyak orang yang mencari kerja, baik itu lulusan baru atau bahkan karyawan lama yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Selain itu, tekanan orang dewasa muda juga diperburuk dengan banyak lowongan kerja yang membutuhkan pengalaman. Oleh karena itu, orang dewasa muda perlu mencari pengalaman magang, organisasi, atau pelatihan untuk bisa mendapat kerja dengan lebih mudah.

3. Tekanan keuangan

Tekanan keuangan merupakan masalah yang paling umum dirasakan oleh orang dewasa muda. Sebab, mereka belum terbiasa untuk membuat anggaran bulanan untuk semua kebutuhan.

Di mana mereka tidak hanya harus mengeluarkan uang untuk makan, tapi juga kebutuhan mandi, mencuci, tagihan listrik, asuransi, dan masih banyak lagi. Selain itu, tekanan keuangan juga bisa disebabkan oleh gaji pertama orang dewasa muda yang bisanya cukup rendah. 

Sehingga orang dewasa mudah perlu belajar membuat anggaran bulanan untuk memastikan seluruh kebutuhan terpenuhi. Di samping itu, anggaran bulanan juga dapat membantu orang dewasa muda hidup dengan gaji yang masih pas-pasan.

4. Tuntutan menjalin hubungan romantis

Saat beranjak dewasa, seseorang pasti dituntut untuk segera menikah. Padahal mencari pasangan bukanlah hal yang mudah, terlebih apabila ada banyak kesibukan pekerjaan.

Agar tidak mengalami tekanan ini, seseorang perlu menekankan bahwa menikah itu untuk diri sendiri bukan untuk memenuhi tuntutan orang lain.

Baca Juga: Kenapa Kita Bisa Kehilangan Teman?

5. Semakin susah mencari teman

Kesibukan membuat banyak orang fokus pada kehidupan masing-masing. Hal ini membuat orang dewasa muda susah mencari teman.

Oleh karena itu, seseorang perlu menjaga pertemanan yang ada agar tidak perlu membangun hubungan baru. 

Penulis/Editor: Dinda Agita Dewi

Tag Terkait:

Bagikan Artikel:

Terpopuler

Terkini

Lihat semuanya