
Perusahaan tahu betul betapa pentingnya mempertahankan karyawan untuk bekerja dengannya. Proses perekrutan tidak mudah dan tidak murah, sehingga perputaran karyawan berusaha ditekan. Namun, terkadang perusahaan harus mengambil keputusan sulit dan terpaksa melakukan pemecatan karyawan.
Melansir The Balance Money, survei dari Airtasker menunjukkan menunjukkan perusahaan memecat karyawannya karena beragam alasan. Sebanyak 57 persen bermula dari masalah attitude, 41 persen masalah kepribadian, 40 persen gagal melaksanakan tugasnya, 34 persen sering absen, 31 persen melanggar kebijakan perusahaan, 23 persen meminta kenaikan gaji atau pangkat, 20 persen mencuri, dan 18 persen sering terlambat bekerja.
Baca Juga: Kenapa Atasan Lebih Memilih Anda Resign daripada Dipecat?
Berikut faktor-faktor yang menyebabkan karyawan dipecat dari perusahaan.
1. Merusak Properti Perusahaan
Disengaja atau tidak, jika tindakan karyawan menyebabkan kerusakan properti atau peralatan perusahaan, ia bisa kehilangan pekerjaan. Perusahaan pun mungkin akan menuntut ganti rugi.
2. Memalsukan Dokumen Perusahaan
Selain tidak etis, tindakan ini dapat mengakibatkan masalah hukum atau masalah kinerja jangka panjang bagi perusahaan. Sebelum terkena dampak buruknya, karyawan tersebut akan disingkirkan dari perusahaan.
3. Pembangkangan
Meski karyawan tak harus selalu setuju dengan atasannya, penolakan untuk mematuhi perintah, tindakan menghalangi, atau komunikasi yang kontroversial dapat menyebabkannya kehilangan pekerjaan. Jadi, jika tidak setuju dengan permintaan atau kebijakan atasan, ungkapkan dengan sopan atau hubungi HRD untuk meminta bantuan mediasi.
4. Pelanggaran
Ada banyak hal yang termasuk dalam kategori ini, mulai dari pelecehan seksual, intimidasi, hingga tindakan kriminal. Perilaku tidak etis seperti berbohong, mencuri, penipuan, dan spionase industri juga termasuk dalam kategori ini.
5. Performa Buruk
Perusahaan menginginkan karyawan yang melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Pasalnya, kinerja karyawan akan berdampak pada keuntungan yang diperoleh perusahaan. Jadi, jika kinerja karyawan buruk, perusahaan ikut merugi.
Jika karyawan tak memenuhi tugas yang diuraikan dalam deskripsi pekerjaannya, perusahaan biasanya memberi peringatan terlebih dulu. Namun, jika dilakukan berulang kali, ia tak lagi menjadi investasi yang baik bagi perusahaan.
6. Menggunakan Properti Perusahaan untuk Urusan Pribadi
Kebanyakan perusahaan tak akan keberatan jika karyawan menggunakan peralatan kantor untuk urusan pribadinya sesekali. Namun, jika dilakukan terus-menerus, perusahaan bisa saja keberatan, terutama jika ada tagihan yang dibebankan pada perusahaan untuk urusan pribadi.
Penulis/Editor: Citra Puspitaningrum