
Secara umum, beberapa penelitian mengatakan bahwa anak pertama cenderung memiliki beban mental yang lebih berat dibandingkan adik-adiknya. Hal ini dapat dikaitkan dengan fenomena oldest child syndrome atau sindrom anak tertua.
Melansir dari Choosing Theraphy, sindrom anak tertua ini merujuk pada pola perilaku dan karakteristik umum yang sering ditemukan pada anak pertama, seperti rasa berhak, tanggung jawab, dan ambisi. Hubungan antara oldest child syndrome dan beban mental yang lebih besar pada anak pertama dapat menjelaskan mengapa mereka seringkali menghadapi tekanan dan stres yang lebih tinggi.
Baca Juga: Kenapa Anak Pertama Bisa Lebih Sukses Dibanding Adiknya?
Selain itu berdasarkan penelitian lain dari Christina Ramirez, Dominican University of California yang dikutip dari Tiny Beans, mengatakan bahwa anak pertama perempuan lebih sering mengalami kecemasan dan stres daripada saudaranya. Karena seringkali orang tua mendelegasikan tugas dan tanggung jawab mereka untuk merawat adik kepada anak perempuan pertama.
Selain itu, inilah alasan lain kenapa anak pertama memiliki beban mental yang lebih berat.
1. Peran Sebagai Pemimpin
Anak pertama seringkali menjadi sosok yang diharapkan orang tua untuk mengambil peran pemimpin dalam keluarga, yang bisa menjadi contoh baik bagi adik-adik mereka. Tanggung jawab tersebut tak jarang menjadi beban mental yang besar bagi anak pertama, karena mereka harus selalu menjadi sosok yang penuh pertmbangan dalam mengambil keputusan dalam hidup.
2. Tekanan dan Harapan Orang Tua
Orang tua seringkali memiliki harapan yang tinggi terhadap anak pertama mereka. Mereka mungkin mengharapkan anak pertama untuk mencapai kesuksesan, baik dalam hal akademik, karir, atau prestasi lainnya. Tekanan untuk memenuhi harapan ini dapat menyebabkan beban mental yang lebih besar pada anak pertama.
Baca Juga: Kenapa Anak-Anak Tidak Mau Mendengarkan Nasihat Orang Tua?
3. Dampak Pola Asuh Orang Tua
Ketika anak pertama lahir, orang tua seringkali belum memiliki pengalaman sebelumnya dalam menghadapi tantangan dan tanggung jawab sebagai orang tua. Mereka harus belajar cara merawat, memberi makan, mengasuh, dan mendidik anak mereka dari awal. Proses ini dapat menyebabkan orang tua merasa tidak yakin dan cemas karena tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan dan bagaimana cara terbaik melakukannya.
Ketidakpastian dan kekhawatiran ini dapat mempengaruhi interaksi dan hubungan orang tua dengan anak pertama. Orang tua mungkin merasa perlu untuk memperhatikan setiap detail dan mengontrol setiap aspek kehidupan anak pertama, karena mereka ingin melakukan yang terbaik dan khawatir tentang melakukan kesalahan. Hal ini dapat menciptakan beban mental pada anak pertama, karena mereka merasakan tingkat ekspektasi yang tinggi dan perasaan harus selalu memenuhi harapan orang tua.
4. Menjadi Penopang Keluarga
Anak pertama seringkali diharapkan untuk menjadi penopang keluarga dalam hal membantu orang tua dan merawat adik-adik mereka. Mereka mungkin diminta untuk mengambil peran sebagai pengasuh atau pengawas adik-adiknya, serta membantu dalam tugas-tugas rumah tangga. Tanggung jawab ini dapat menimbulkan tekanan dan beban tambahan pada anak pertama, karena mereka merasa bertanggung jawab untuk membantu menjaga dan melindungi keluarga.
Baca Juga: Kenapa Orang Tua Sebaiknya Tidak Bertengkar di Depan Anak?
Meskipun oldest child syndrome dapat membawa beban mental yang lebih besar, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang unik. Tidak semua anak pertama mengalami beban mental yang lebih berat, dan faktor lain seperti lingkungan keluarga dan karakter pribadi yang juga dapat memengaruhi beban mental anak.
Penulis/Editor: Sabriena Yully Puspita
Tag Terkait: