
Banyak karyawan ingin memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya. Namun, ada titik di mana loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan justru lebih merugikan daripada menguntungkan. Penelitian baru menunjukkan bahwa karyawan yang loyal rentan menjadi target eksploitasi perusahaan.
Melansir Study Finds, perusahaan ingin karyawan yang loyal memberikan segala macam manfaat positif bagi perusahaan. Namun, para atasan justru menyalahgunakan loyalitas tersebut untuk mengeksploitasi karyawan.
Baca Juga: Kenapa Makin Sedikit Karyawan yang Loyal pada Perusahaan?
Dalam penelitian ini, tim ilmuwan melibatkan 1.400 manajer secara daring dan meminta mereka untuk memahami tentang "John", seorang karyawan fiktif berusia 29 tahun. Semua responden yang menjadi responden dalam penelitian diberi informasi bahwa John bekerja untuk sebuah perusahaan dengan anggaran sangat ketat. Untuk menekan biaya, mereka ditanya seberapa besar kemauan mereka menugaskan John dengan jam kerja dan tanggung jawab tambahan tanpa upah lembur.
Menariknya, dengan mencitrakan John sebagai karyawan yang loyal, para manajer jadi lebih terbuka untuk memberi beban pekerjaan lebih tanpa upah tambahan. Secara keseluruhan, mereka jauh lebih antusias untuk mengeksploitasi John yang loyal daripada John yang tidak loyal.
Kemudian, ketika sekelompok manajer secara terpisah membaca surat rekomendasi tentang John, yang memujinya sebagai karyawan loyal, mereka semakin ingin menugaskan pekerjaan tanpa bayaran. Keinginan ini bahkan lebih kuat dibandingkan John versi lainnya, seperti saat dipuji karena kejujurannya atau keadilannya.
Dengan kata lain, karyawan yang loyal cenderung dipilih untuk dieksploitasi. Ketika mereka menurutinya, label karyawan loyal semakin melekat, sehingga mereka lebih berpeluang untuk dipilih di masa depan.
Alasan Atasan Suka Mengeksploitasi Loyalitas Karyawan
Menurut para peneliti, salah satu alasan manajer lebih sering mengeksploitasi karyawan yang loyal adalah mereka yakin ada harga yang harus dibayar karena telah menjadi loyal. Mereka percaya loyalitas sepaket dengan kewajiban untuk berkorban demi perusahaan.
Dalam kasus-kasus tertentu, eksploitasi ini disebabkan oleh ketidaksadaran atau oleh para psikolog disebut "buta etika". Menurut Matthew Stanley, Ph.D, pemimpin penelitian ini, kebanyakan orang ingin menjadi baik. Namun, jumlah pelanggaran yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari ternyata mengejutkan. Sebagian besar disebabkan oleh buta etika, di mana orang memandang yang mereka lakukan melenceng dari prinsip atau nilai yang mereka anut. Stanley pun berharap manajer segera menyadari kesalahan mereka dalam buta etika ini.
Baca Juga: Kenapa Karyawan Magang Rentan terhadap Eksploitasi?
Di sisi lain, bukan berarti karyawan harus menghindari semua pekerjaan tambahan yang diserahkan kepadanya. Stanley yakin temuan negatifnya itu hanya sebagian kecil dari banyaknya konsekuensi positif.
Ketidakloyalan justru akan membawa bencana karena orang-orang yang loyal lebih dihargai. Jadi, mereka juga sering mendapat apresiasi karena loyal terhadap perusahaan.
Penulis/Editor: Citra Puspitaningrum
Tag Terkait: