
Akhir-akhir ini, warganet Twitter tengah ramai membicarakan strategi upselling yang dilakukan oleh Starbucks. Strategi penjualan tersebut dianggap tidak etis, karena tidak dilakukan dengan transparan.
Menyadur laman Oberlo, upselling adalah strategi penjualan yang bertujuan membujuk pelanggan untuk membelanjakan lebih banyak uang dengan merekomendasikan alternatif yang mahal, meningkatkan, atau menambah produk untuk mendapatkan promo. Singkatnya, strategi upselling bertujuan untuk melakukan penjualan yang lebih besar.
Pada dasarnya, strategi upselling Starbucks telah dilakukan sejak lama. Namun, baru ramai diperbincangkan saat akun Twitter dengan username @ramydhia membagikan pengalaman tidak menyenangkannya.
Cuitan tersebut menjadi semakin ramai di Twitter karena banyak warganet yang mengalami pengalaman serupa. Di mana banyak warganet yang merasa dirugikan oleh strategi upselling Starbucks karena dilakukan dengan tidak transparan.
Baca Juga: Kenapa Orang Ketagihan Minum Kopi?
Lebih tepatnya, ada beberapa barista Starbucks yang menempatkan produk upselling itu seperti pengganti atau substitusi, bukan tambahan. Misalnya, ada barista yang mengatakan, “Susunya mau pakai oat, almond, atau kedelai?” saat kita membeli kopi.
Kalimat tersebut tentu membuat kita berpikir bahwa opsi susu tersebut memang bisa dipilih. Padahal, pada kenyataannya susu tersebut adalah produk tambahan yang apabila dipilih akan membuat kopi menjadi lebih mahal.
Selain itu, upselling dengan kalimat di atas seolah menghilangkan opsi dairy milk yang menjadi susu default dan gratis untuk kopi. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila strategi upselling dianggap merugikan konsumen.
Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua barista Starbucks melakukan strategi upselling dengan maksud tersembunyi. Sebab, ada banyak yang melakukan strategi upselling dengan etis dan transparan.
Contohnya, barista yang mengatakan, “Susunya mau coba pakai oat, almond, atau kedelai, Kak? Cuma nambah Rpxxx aja.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua strategi upselling dilakukan dengan sembunyi-sembunyi.
Namun, hal apa yang Starbucks kerap menggunakan strategi upselling yang terkadang membuat karyawannya melakukan tindakan kurang etis? Simak penjelasan lengkapnya dalam uraian di bawah ini!
Alasan Kenapa Starbucks Kerap Menggunakan Strategi Upselling
Alasan utama kenapa Starbucks kerap menggunakan strategi upselling adalah karena ingin membuat konsumen membelanjakan lebih banyak uang. Dengan kata lain, Starbucks akan mendapatkan lebih banyak keuntungan dari penjualan.
Menyadur laman Feedough, karyawan yang bekerja di Starbucks memang sengaja dilatih untuk meningkatkan penjualan melalui strategi upselling. Pelatihan ini membuat strategi upselling yang dilakukan karyawan Starbucks tidak terasa seperti strategi penjualan.
Selain itu, strategi upselling cukup efektif untuk meningkatkan penjualan. Sebab, Starbucks dapat membuat satu konsumen melakukan pembelian lebih dari yang direncanakan. Dengan kata lain, Starbucks akan mendapatkan banyak keuntungan saat strategi ini berhasil dilakukan kepada banyak orang.
Misalnya, karyawan akan menanyakan apakah konsumen ingin minuman atau makanan tambahan saat mereka memesan kopi. Hal ini sesuai dengan pengalaman yang banyak diceritakan oleh warganet di Twitter.
Baca Juga: Kenapa Orang Suka Minuman Dingin?
Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati saat memesan minuman atau makanan di Starbucks apabila tidak ingin mengeluarkan lebih banyak uang. Agar lebih mudah, kita dapat mengatakan kepada karyawan Starbucks bahwa ingin memesan minuman yang sesuai default saja.
Penulis/Editor: Dinda Agita Dewi
Tag Terkait: