Menu
Personal Finance
Knowledge
Work Life
Relationship
Mental Health
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Cryptocurrency Berbahaya untuk Investasi?

Kenapa Cryptocurrency Berbahaya untuk Investasi? Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
WE Trivia, Yogyakarta -

Cryptocurrency atau mata uang kripto telah menggemparkan dunia selama beberapa tahun terakhir. Valuasi mata uang digital ini bahkan pernah mencapai puncaknya sekitar USD 3 triliun pada 2021, menurut CoinMarketCap. Meski setelah itu turun drastis hingga 70 persen, sejumlah pakar keuangan optimis nilainya kembali meroket dalam waktu dekat ini. Namun, banyak investor menyerbu demam "emas digital" ini dengan ekspektasi tinggi, tetapi tak memahami risikonya.

Melansir Bankrate, cryptocurrency adalah sejenis mata uang digital yang ditujukan sebagai alat tukar. Kehadirannya populer dalam satu dekade terakhir, khususnya Bitcoin yang menjadi mata uang alternatif yang paling banyak diburu. Cryptocurrency biasanya hanya bersifat elektronik dan tidak memiliki bentuk fisik.

Baca Juga: Kenapa Investasi Saham Bisa Bikin Rugi?

Banyak orang tertarik pada cryptocurrency karena mampu dikelola tanpa campur tangan bank sentral. Nilainya mampu bertahan dan tidak digelembungkan oleh bank sentral yang berwenang mencetak uang. Mata uang digital ini juga sangat sulit dipalsukan karena menggunakan sistem blockchain.

Kehadirannya pun naik daun di dunia investasi karena nilainya bisa melejit signifikan. Padahal, cryptocurrency memiliki risiko tinggi jika dijadikan aset investasi. Jadi, pahami beberapa risiko berikut ini sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk cryptocurrency.

1. Mengandalkan Spekulasi

Cryptocurrency termasuk instrumen investasi berisiko tinggi karena nilainya bisa naik atau turun secara gratis. Namun, berbeda dari saham, cryptocurrency tidak didukung oleh aset atau arus kas. Satu-satunya yang menggerakan harga kripto adalah spekulasi yang didorong oleh sentimen. Saat sentimen berubah, harga bergeser dan terkadang drastis. Jadi, cryptocurrency hanya didorong oleh harapan bahwa orang-orang akan membelinya lebih banyak di masa depan.

Dengan demikian, keberuntungan bisa cepat didapat, tetapi bisa langsung hilang begitu saja dan tidak ada yang tahu koin mana yang akan diperdagangkan selanjutnya.

2. Risiko Keamanan Dunia Maya

Meski penggemar cryptocurrency menggembar-gemborkan kelebihan keamanan koin digital, peretas tetap punya akal untuk menembus rekening yang digunakan untuk menyimpan cryptocurrency. Dana yang dicuri pun seringkali sulit untuk dipulihkan.

3. Tidak Memiliki Nilai Intrinsik

Cryptocurrency tidak memiliki nilai intrinsik yang berarti tidak didukung oleh aset dasar atau pendapatan. Ini berbeda dari saham yang memiliki nilai karena kekuatan penghasilan mereka di masa depan dan imbal yang akan dikembalikan ke pemiliknya. Namun, cryptocurrency tidak menawarkan hal semacam itu.

4. Terbentur Regulasi

Meski El Salvador telah merangkul Bitcoin, banyak negara masih skeptis terhadap cryptocurrency. China telah melarangnya dan negara lain pun bisa mengikutinya. Sementara itu, meski tidak dikelola bank sentral, mata uang digital ini kini tak lepas dari regulasi negara, seperti di Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.

Sebagai informasi, cryptocurrency diakui sebagai aset investasi di Indonesia, tetapi tidak boleh digunakan sebagai alat pembayaran transaksi. Regulasinya telah diatur oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Kementerian Keuangan pun telah resmi mengenakan pajak untuk industri kripto.

Tips Berinvestasi dalam Cryptocurrency untuk Pemula

Karena risikonya sangat tinggi, sebaiknya Anda tidak gegabah jika ingin mulai mencoba berinvestasi cryptocurrency. Ikuti tips berikut ini untuk meminimalkan peluang kerugian.

1. Kenali profil risiko diri sendiri

Pikirkan seberapa banyak risiko yang dapat Anda tanggung, kemudian tetapkan batasan kerugian yang dapat Anda terima. Anda harus siap untuk kehilangan seluruh investasi Anda dalam cryptocurrency.

2. Lakukan riset

Pelajari dan pahami cryptocurrency yang ingin Anda investasikan. Ketahui bagaimana teknologi yang mendasarinya bekerja, tujuan proyek tersebut, tim pengembang, dan reputasi di pasar. Pilih koin digital dengan riwayat meyakinkan, bukan karena digembar-gemborkan oleh influencer atau public figure.

3. Pertimbangkan jangka waktu

Cryptocurrency seringkali mengalami fluktuasi harga yang signifikan dalam jangka pendek. Pertimbangkan jangka waktu investasi Anda dan hindari panik menjual saat harganya tiba-tiba anjlok.

4. Waspadai berita palsu

Pasar cryptocurrency rentan terhadap penyebaran berita palsu atau manipulasi pasar. Periksa sumber informasi dan berita dengan hati-hati sebelum membuat keputusan investasi.

5. Jaga emosi Anda

Perdagangan cryptocurrency yang fluktuatif menyebabkan emosi mudah terpancing. Jadi, hindari membuat keputusan investasi berdasarkan emosi. Tetaplah tenang, berpegang pada strategi Anda, dan berinvestasi berdasarkan analisis yang cermat.

Baca Juga: Kenapa Diversifikasi Aset Investasi Itu Penting?

6. Gunakan platform perdagangan yang terpercaya

Pastikan Anda menggunakan platform perdagangan yang aman dan terpercaya untuk membeli dan menjual cryptocurrency. Telitilah dan cari ulasan serta rekomendasi dari pengguna lain sebelum memilih platform.

Penulis/Editor: Citra Puspitaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: