Menu
Personal Finance
Knowledge
Work Life
Relationship
Mental Health
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Terlalu Sering Meminta Maaf ke Pasangan itu Tidak Baik?

Kenapa Terlalu Sering Meminta Maaf ke Pasangan itu Tidak Baik? Kredit Foto: Pexels/Tran Long
WE Trivia, Yogyakarta -

Dalam sebuah hubungan, meminta maaf adalah tindakan yang baik, terlebih lagi jika seseorang menyadari bahwa mereka telah berbuat salah. Namun ternyata, terlalu sering meminta maaf bukanlah tanda hubungan yang baik. 

Melansir dari laman Brides, disebutkan bahwa perempuan cenderung lebih sering meminta maaf dibandingkan laki-laki, sebab, mereka merasa bahwa ucapan tersebut adalah bentuk menghormati pasangan atau bahkan sekadar menenangkan pasangan demi menghindari kemarahan dan konflik yang lebih serius. Bahkan sekalipun tak bersalah perempuan mungkin masih sering mengucapkan kata tersebut pada pasangan mereka saat terjadi percekcokan. Jadi ucapan maaf yang diutarakan mungkin bukanlah rasa penyesalan sesungguhnya. 

Baca Juga: Kenapa Seseorang Memilih untuk Balas Dendam daripada Memaafkan?

Berikut ini beberapa alasan, kenapa terlalu sering meminta maaf pada pasangan itu tidak baik.

1. Merendahkan Harga Diri

Terus-menerus meminta maaf dapat mengurangi kepercayaan diri dan merendahkan harga diri. Karena secara tidak langsung seseorang yang sering meminta maaf adalah tanda bahwa mereka tidak cukup baik dan sering berbuat salah.

2. Menutup Komunikasi

Meminta maaf berulang kali dapat menutup komunikasi yang jujur dan terbuka dengan pasangan.  Seseorang yang kerap meminta maaf merasa bahwa dengan meminta maaf, ia bisa menghindari diskusi yang lebih mendalam tentang masalah yang mendasarinya.

Baca Juga: Kenapa Rasa Saling Ketergantungan Diperlukan untuk Menjalin Hubungan yang Sehat?

3. Bukti Ketergantungan yang Tidak Sehat

Jika terlalu sering meminta maaf, pasangan mungkin merasa bahwa orang tersebut terlalu tergantung pada pasangan demi mendapat validasi atau persetujuan. Hal ini dapat menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan yang menghambat perkembangan kedewasaan dan kemandirian seseorang dalam hubungan.

4. Tak Lagi Diucapkan dengan Tulus

Permintaan maaf seharusnya dilakukan dengan tulus dan didasarkan pada kesadaran bahwa seseorang telah melakukan kesalahan atau menyakiti pasangan. Namun, jika meminta maaf menjadi suatu kebiasaan yang berlebihan, pasangan mungkin mulai meragukan apakah permintaan maaf tersebut benar-benar berasal dari perasaan penyesalan yang tulus atau hanya sekadar kebiasaan yang dilakukan tanpa makna yang mendalam.

Penulis/Editor: Sabriena Yully Puspita

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: