
Uang dapat memicu reaksi emosional yang kuat. Bahkan investor rasional yang paling sukses sekalipun masih mengalami perasaan cemas atau euforia ketika melibatkan uang mereka.
Melansir Vanguard, emosi mendapat predikat buruk ketika dikaitkan dengan investasi atau keputusan keuangan lainnya. Tak ayal, banyak ahli mmenyarankan untuk menghilangkan emosi dalam berinvestasi. Namun, itu mustahil.
Baca Juga: Kenapa Kecerdasan Emosional Memengaruhi Pengeluaran Kita?
Ahli perilaku ekonomi, psikolog, ahli saraf, dan lainnya kerap melakukan penelitian untuk mempelajari bagaimana manusia membuat keputusan, termasuk keputusan keuangan yang penting. Para peneliti di bidang neuroekonomi, perkembangan ekonomi perilaku, pun menemukan bahwa keputusan yang rasional dan logis dikendalikan oleh korteks prefrontal. Sementara itu, saat membuat keputusan berdasarkan emosi, daerah limbik otak memegang kendali.
Hormon juga berperan. Saat manusia dihadapkan pada pilihan, hormon stres kortisol dan adrenalin dilepaskan.
Menariknya, mencoba membuat keputusan hanya berdasarkan logika tidak selalu baik. Penelitian menunjukkan bahwa emosi memegang peran penting. Jadi, emosi dan logika perlu bekerja sama saat manusia membuat pilihan. Berikut alasan pentingnya kematangan emosi dalam pengelolaan uang.
1. Emosi Memengaruhi Keputusan Investasi
Emosi dan investasi berjalan beriringan. Bagaimanapun juga, emosi kerap memotivasi seseorang untuk menabung. Kasih sayang untuk keluarga, kebutuhan akan keamanan, dan ekspektasi masa depan menjadi pendorong yang kuat untuk berinvestasi.
2. Pengendalian Diri
Kematangan emosional membuat seseorang mampu mengendalikan dirinya dengan baik dalam hal pengeluaran. Ia dapat menahan diri untuk tidak membeli barang-barang yang diperlukan atau melibatkan diri dalam perilaku konsumtif yang berlebihan. Dengan pengelolaan emosi yang baik, seseorang bisa fokus pada tujuan keuangan jangka panjang dan mempertahankan disiplin dalam mengatur keuangan.
3. Ketenangan dalam Menghadapi Tantangan Finansial
Ketidakstabilan finansial dapat memancing respons emosional, misalnya saat terjadi lonjakan inflasi. Dengan kematangan emosi, seseorang bisa tetap tenang, mengevaluasi secara rasional, dan mengambil tindakan yang tepat. Tekanan keuangan pun dapat dihadapi tanpa panik dan keputusan yang cerdas dapat dihasilkan untuk menyelesaikan masalah.
4. Membantu Menilai Risiko
Bukan hanya emosi "buruk" yang dapat menjerumuskan seseorang. Jika orang tersebut merasa sangat percaya diri, ia merasa tak terkalahkan, sehingga rentan nekat mengambil lebih banyak risiko. Kematangan emosi pun dapat membantunya berpikir dengan lebih jernih untuk menilai risiko sebelum membuat keputusan keuangan.
5. Menghindari Tindakan yang Merugikan
Dengan kematangan emosi, seseorang bisa terhindar dari tindakan yang merugikan dirinya sendiri. Misalnya, ia tak tergoda untuk mengajukan pinjaman yang tak perlu atau belanja impulsif. Kematangan emosi berperan dalam pengembangan kebiasaan dan pola pikir yang sehat terkait keuangan, seperti menabung, berinvestasi dengan bijak, dan mengelola utang secara bertanggung jawab.
Penulis/Editor: Citra Puspitaningrum
Tag Terkait: