Menu
Personal Finance
Knowledge
Work Life
Relationship
Mental Health
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Pemerintah Tidak Mencetak Uang Sebanyak-banyaknya untuk Memperkaya Negara?

Kenapa Pemerintah Tidak Mencetak Uang Sebanyak-banyaknya untuk Memperkaya Negara? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Trivia, Yogyakarta -

Kebanyakan orang awam berpikir semakin banyak uang, semakin kaya pula seseorang. Tak heran, timbul pemikiran seharusnya pemerintah mencetak lebih banyak uang agar negara semakin kaya. Jika ada lebih banyak uang, utang pemerintah dapat terlunasi. Jika ada lebih banyak uang, rakyat dapat membeli segala yang dibutuhkannya. Namun, logika ini ternyata tidak tepat. 

Melansir Economics Help, Mencetak lebih banyak uang tidak meningkatkan output ekonomi. Tindakan ini hanyak meningkatkan jumlah uang tunai yang beredar dalam perekonomian. Jika lebih banyak uang dicetak, konsumen dapat membeli lebih banyak barang. Namun, jika perusahaan hanya memiliki jumlah barang yang sama, mereka akan merespons dengan menaikkan harga karena tingkat permintaan lebih besar daripada penawaran. Dengan kata lain, mencetak lebih banyak uang akan menyebabkan inflasi.

Baca Juga: Kenapa Kita Perlu Belajar Manajemen Keuangan?

Benar rakyat akan memiliki lebih banyak uang. Namun, jika semuanya lebih mahal, situasinya tidak lebih baik. Dalam model sederhana ini, mencetak lebih banyak uang membuat barang menjadi lebih mahal, tetapi tidak mengubah kuantitas barang.

Menggandakan jumlah uang beredar, sementara output tetap sama, menyebabkan kenaikan harga 2 kali lipat dan tingkat inflasi 100 persen. Di Amerika Serikat (AS), jumlah uang beredar meningkat tanpa inflasi pada 2000-2001. Pasalnya pada 2001, jumlah uang beredar meningkat 20 persen, tetapi jumlah output-nya juga meningkat 20 persen. Alhasil, harga-harga tetap sama.

Namun, pada 2003, ketika jumlah uang beredar naik dari 14 ribu menjadi 20 ribu, peningkatan itu lebih cepat daripada output-nya. Akibatnya, terjadi kenaikan harga.

Dampak Buruk Inflasi

Terjadinya inflasi dapat menimbulkan masalah terhadap perekonomian, seperti sebagai berikut ini.

1. Nilai tabungan anjlok

Jika masyarakat memiliki tabungan tunai, inflasi akan menggerus nilainya. Misalnya, nilai uang Rp100 ribu saat ini berbeda dari 5 tahun lalu. Inflasi yang tinggi juga dapat mengurangi sisa uang yang bisa ditabung.

2. Biaya membengkak

Jika inflasi sangat tinggi, transaksi semakin sulit dilakukan. Harga pun jadi sering berubah. Perusahaan harus menghabiskan lebih banyak uang untuk mengubah daftar harga.

Saat hiperinflasi Jerman tahun 1920an, harga naik begitu cepat, sehingga orang biasa diupah 2 kali sehari. Jika tidak langsung membeli roti, harganya akan menjadi terlalu mahal. Ekonomi pun jadi tidak stabil.

3. Ketidakpastian dan kebingungan

Tingginya inflasi menyebabkan situasi ekonomi tidak pasti. Akibatnya, investor enggan berinvestasi dan dapat menyebabkan perekonomian menurun.

Penulis/Editor: Citra Puspitaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel:

Terpopuler

Terkini

Lihat semuanya