
Ketika semua kebutuhan telah berhasil tercukupi, kita biasanya mulai berpikir mau diapakan uang penghasilan yang tersisa. Di saat itulah godaan investasi sulit untuk ditolak karena potensi keuntungannya yang menggiurkan. Padahal, sebelum mulai berinvestasi, kita seharusnya sudah mengamankan dana darurat.
Banyak hal tak terduga bisa terjadi dalam hidup, seperti sakit kronis, bencana alam, kecelakaan, maupun Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Akibatnya, perekonomian keluarga hancur seketika itu juga. Di sinilah pentingnya memiliki dana darurat.
Baca Juga: Kenapa Kita Perlu Memiliki Dana Darurat?
Namun, dana darurat kemudian terlihat seperti uang yang menganggur, sehingga orang memilih menginvestasikannya agar dapat untung. Padahal, dana darurat seharusnya dibedakan dan didahulukan daripada investasi.
Melansir dari The Ascent, berikut alasan dana darurat harus lebih dulu terkumpul sebelum mulai berinvestasi.
1. Menjamin Keamanan Finansial
Dana darurat dan investasi punya tujuan berbeda. Dana darurat diniatkan untuk mengantisipasi kebutuhan tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit kronis, kecelakaan, atau keadaan darurat lainnya. Sementara itu, investasi ditujukan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.
Nilai investasi pun berfluktuasi. Padahal, bisa saja kondisi darurat itu terjadi saat instrumen investasi sedang merugi. Jadi, dengan memiliki dana darurat yang cukup, kita tak perlu menjual aset investasi pada saat yang tidak menguntungkan.
2. Prioritas
Karena tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan finansial yang mendesak, dana darurat harus menjadi prioritas utama sebelum memikirkan investasi jangka panjang. Setiap instrumen investasi memiliki risiko tersendiri, jadi tak selalu menguntungkan. Padahal, keadaan darurat bisa datang kapan saja, termasuk saat investasi sedang merugi.
Jika keadaan darurat itu terjadi saat investasi sedang minus, kebutuhan finansial yang mendesak terancam tak bisa dipenuhi. Itu sebabnya, dana darurat harus dibedakan dari investasi dan diutamakan karena kemalangan bisa datang kapan saja.
3. Likuiditas
Dana darurat harus disimpan dalam instrumen yang mudah dicairkan, seperti rekening tabungan. Jadi, kapan pun terjadi keadaan darurat, kebutuhan finansial bisa segera teratasi. Sementara itu, investasi cenderung memiliki jangka waktu tertentu, sehingga biaya penjualannya tinggi jika dicairkan sebelum jangka waktu tersebut.
Besaran Nominal Dana Darurat
Jumlah dana darurat yang wajib dipersiapkan setiap orang berbeda-beda. Pasalnya, masing-masing individu memiliki profesi, jumlah penghasilan, jumlah pengeluaran, dan gaya hidupnya sendiri. Jadi, tak ada angka dan persentase pasti dalam menentukan besarnya dana darurat.
Namun, idealnya, dana darurat yang harus dipersiapkan mencapai 6-12 kali lipat pengeluaran per bulan. Bagi yang masih lajang, sebaiknya persiapkan sebanyak 6 kali lipat pengeluaran per bulan. Sementara itu, bagi yang sudah menikah, dana darurat setidaknya mencapai 9 kali lipat pengeluaran per bulan atau 12 kali lipat pengeluaran per bulan jika memiliki anak atau tanggungan anggota keluarga lainnya.
Penulis/Editor: Citra Puspitaningrum
Tag Terkait: