
Perceraian kerap kali menjadi solusi terakhir atas berakhirnya hubungan pernikahan pasangan suami istri. Mereka pun khawatir atas ketidakpastian keputusan hak asuh anak dan bagaimana anak menghadapi perceraian.
Terlepas hal ini, perceraian bisa berdampak buruk bagi anak sebab menimbulkan berbagai macam masalah dalam diri mereka dan aktivitas kesehariannya. Dengan gejolak emosional, situasinya bisa sangat menakutkan, membingungkan, dan membuat frustrasi.
Baca Juga: Kenapa Nikah Muda Rentan Berakhir pada Perceraian?
Masalah pada Anak Pascaperceraian
Melansir Verywell Family, banyak anak menanggung perubahan yang berkelanjutan dalam dinamika keluarga mereka pascaperceraian, yang didominasi dengan berbagai macam masalah berikut ini.
1. Masalah kesehatan mental
Perceraian meningkatkan risiko masalah kesehatan mental (psikologis) pada anak, terlepas dari usia, jenis kelamin, dan budaya. Di samping penyesuaian yang sulit, tingkat depresi dan kecemasan juga lebih tinggi.
2. Masalah Perilaku
Dari keluarga bercerai, anak cenderung mengalami lebih banyak masalah eksternal, seperti gangguan perilaku, kenakalan, dan perilaku impulsif. Selain itu, mereka juga dapat mengalami lebih banyak konflik dengan teman sebaya.
3. Prestasi Akademik Buruk
Dengan keluarga yang bercerai, Anak cenderung bermasalah dengan sekolahnya jika perceraian tidak terduga, seperti prestasi akademik menjadi buruk dan malas bersekolah. Namun, kondisi ini bisa berbeda pada anak yang lain.
4. Perilaku Mengambil Risiko
Anak cenderung terlibat dalam perilaku berisiko, seperti penggunaan narkoba, minum miras, dan aktivitas seksual dini. Selain itu, perpisahan dari ayah juga dikaitkan dengan jumlah pasangan seksual yang lebih tinggi selama usia remaja.
Tips Membantu Anak Menyesuaikan Diri
Tahun awal setelah perceraian menjadi masa sulit yang dilewati anak. Oleh sebab itu, masih dari Verywell Family, orang tua harus membantu anak dalam menyesuaikan diri untuk mengurangi dampak psikologis pada mereka.
1. Jangan membuat anak memilih
Tidak tepat jika Anda meminta anak untuk memilih orang tua mana dan menjadikannya sebagai perantara pesan. Mereka cenderung mengalami depresi dan kecemasan karena harus terjebak di tengah-tengah Anda dan mantan pasangan.
2. Pertahankan Hubungan yang Sehat
Komunikasi positif, kehangatan orang tua, dan tingkat konflik yang rendah dapat membantu anak menyesuaikan diri dengan perceraian secara lebih baik. Anak pun dapat meningkatkan harga diri dan prestasi akademik yang lebih baik.
3. Terapkan Disiplin yang Konsisten
Tetapkan aturan yang sesuai usia dan tindak lanjuti dengan konsekuensi bila diperlukan. Disiplin yang efektif setelah perceraian mampu membantu dalam mengurangi kenakalan anak dan meningkatkan prestasi akademik.
4. Ajarkan Keterampilan Problem Solving
Anak mampu beradaptasi lebih baik terhadap perceraian dengan strategi coping aktif, seperti keterampilan memecahkan masalah dan restrukturisasi kognitif. Ajari anak Anda cara mengelola pikiran, perasaan, dan perilakunya dengan cara yang sehat.
Baca Juga: Kenapa Suami Berselingkuh dari Istri?
5. Bantu Anak Merasa Aman
Ketakutan akan pengabaian dan kekhawatiran akan masa depan menyebabkan kecemasan tinggi. Bantu anak Anda merasa dicintai, aman, dan terjamin sehingga bisa mengurangi risiko masalah kesehatan mental.
Penulis/Editor: Mitha Jayanti Mardiana
Tag Terkait: