
Tren merupakan fenomena populer yang diikuti oleh banyak orang dengan jangka waktu tertentu. Saat ini kegiatan mengikuti tren semakin bertumbuh subur karena adanya media sosial.
Sebab, dulu pengetahuan tentang tren dulu lebih terbatas, yakni hanya berasal dari media massa seperti televisi, radio, majalah, atau koran. Sedangkan saat ini seseorang bisa mendapatkan informasi terkait tren kapan saja dan di mana saja melalui media sosial.
Menukil jurnal berjudul “Who creates Trends in Online Social Media: The Crowd or Opinion Leaders?”, tren di media sosial dapat dilihat dari popularitas tagar, topik, atau bahkan frasa seperti bahasa gaul Internet.
Sebuah fenomena dapat menjadi populer atau tren karena ada banyak orang yang menyebarkan informasi tersebut. Ada banyak fenomena yang dapat menjadi tren, mulai dari gaya berpakaian, video menari, tutorial make-up, cara memasak, sepatu bermerek, dan hal lainnya yang dapat diikuti.
Baca Juga: Kenapa Orang Belanja secara Impulsif?
Meski telah terbiasa mengikuti tren, banyak orang yang belum mengetahui hal apa yang sebenarnya mendorong kebiasaan mengikuti tren muncul. Simak penjelasan lengkapnya dalam uraian di bawah ini!
Penyebab Kita Suka Mengikuti Tren
Secara umum, keputusan mengikuti tren memang terlihat datang dari pikiran dan diri sendiri. Padahal pada kenyataannya itu semua berasal dari pengaruh orang lain atau lingkungan sekitar. Berikut penyebab kita suka mengikuti tren yang dirangkum dari laman Psychology Today.
1. Popularitas
Orang akan membeli suatu produk atau mengikuti tren karena berasumsi bahwa hal tersebut layak untuk diperhatikan. Misalnya seseorang membeli es krim di kedai yang sedang populer karena merasa makanan tersebut menarik untuk dicoba.
2. Manusia adalah makhluk sosial
Secara alami, manusia mengetahui bahwa mereka mempunyai peluang bertahan hidup lebih besar ketika kita meniru perilaku orang lain. Ini juga dikenal sebagai kecenderungan konformis atau penyesuaian.
Julia Coultas, peneliti di University of Essex menyebutkan bahwa seorang individu dalam kelompok mempunyai kecenderungan meniru perilaku mayoritas. Kecenderungan konformis akan membuat seseorang lebih mudah diterima dalam kelompok.
3. Ingin mendapat pengakuan dari orang lain
Melansir laman Effectiviology, orang yang suka mengikuti tren percaya bahwa pendapat atau pengakuan dari orang lain itu penting. Misalnya seorang karyawan yang membeli smartphone model terbaru hanya karena ingin dianggap mampu.
Baca Juga: Kenapa Berbelanja saat Promo Tetap Disebut Pemborosan?
4. Takut ketinggalan tren
Ada sebagian orang yang mempunyai kecenderungan untuk menyesuaikan diri dengan orang lain karena takut ketinggalan atau kehilangan momen. Hal ini biasanya disebut dengan Fear of Missing Out (FOMO). FOMO merupakan perasaan khawatir atau takut ketinggalan tren yang sedang populer.
Penulis/Editor: Dinda Agita Dewi
Tag Terkait: