
Bagi sebagian orang, membeli barang saat promo merupakan kesenangan tersendiri. Sebab, mereka merasa bahwa telah menghemat lebih banyak uang ketika membeli barang dengan potongan harga.
Padahal pada kenyataannya membeli barang promo tidak selalu menghemat pengeluaran. Menyadur laman Forbes, berbelanja saat promo membuat konsumen bisa saja memberi toko lebih banyak uang.
Memberi toko lebih banyak uang berarti pemborosan bagi konsumen. Mengapa bisa boros, padahal belanja saat promo itu lebih murah? Simak penjelasan lengkapnya dalam uraian di bawah ini!
Alasan Kenapa Belanja saat Promo Tetap Boros
Melansir laman Money Talks News, alasan kenapa belanja saat promo tetap boros adalah sebagai berikut.
1. Membeli karena promo
Ketika membeli sesuatu hanya karena promo, maka sebenarnya konsumen membelanjakan lebih banyak uang. Pemborosan karena promo dapat terjadi karena sejak awal tidak ada niat untuk melakukan pembelian.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dapat menyebabkan boros adalah pembelian promo secara impulsif. Sebaliknya, promo dapat menghemat pengeluaran jika konsumen membeli barang yang benar-benar dibutuhkan dengan harga jauh lebih rendah.
Baca Juga: Kenapa Orang Mudah Tergoda Diskon?
2. Promo mendorong pembelian berlebihan
Promo biasanya mengharuskan pembelian lebih dari satu item. Misalnya ada promo “buy 1 get 1” atau “beli tiga hanya Rp20.000, Anda hemat Rp.10.000”.
Promo semacam ini bukan membuat konsumen menjadi hemat, tapi malah menjadi semakin boros karena membeli barang lebih dari kebutuhan.
3. Promo itu manipulatif
Tujuan produsen atau pelaku usaha memberikan promo adalah membuat kita berbelanja produk yang biasanya tidak bisa dibeli. Sehingga kebiasaan pembelian dan loyalitas konsumen pada suatu merek akan terbangun.
Setelah promo habis, mereka berharap pembelian akan tetap ada meski harga produk telah meningkat.
4. Potongan harga rendah
Tergoda membeli barang promo dengan potongan rendah hanya karena barang tersebut telah lama diincar merupakan tindakan pemborosan. Sebab, konsumen sama saja melakukan pembelian impulsif yang mengeluarkan banyak uang.
Penulis/Editor: Dinda Agita Dewi