Menu
Personal Finance
Knowledge
Work Life
Relationship
Mental Health
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Kita Harus Berhati-Hati saat Melakukan Transaksi Cashless?

Kenapa Kita Harus Berhati-Hati saat Melakukan Transaksi Cashless? Kredit Foto: Istimewa
WE Trivia, Yogyakarta -

Saat ini, sebagian orang mulai meninggalkan transaksi tunai dan beralih ke cashless. Cashless merupakan metode pembayaran non tunai yang memberikan banyak kemudahan.

Menyadur laman Unbiased, cashless membuat orang tidak perlu menyimpan, melindungi, menarik, dan menyimpan uang fisik. Selain itu, cashless membuat orang melakukan transaksi dengan mudah, yakni melakukan pembayaran hanya dengan satu kali klik atau gesekan.

Namun kemudahan tersebut datang bersamaan dengan risiko yang menyertainya. Sehingga pengguna cashless harus melakukan transaksi dengan berhati-hati. Lantas risiko apa yang harus diwaspadai pengguna? Ini penjelasan lengkapnya!

Alasan Kenapa Kita Harus Berhati-Hati saat Melakukan Transaksi Cashless

Alasan kenapa kita harus berhati-hati saat melakukan transaksi cashless adalah karena terdapat risiko yang merugikan. Melansir The Balance Money, risiko transaksi cashless adalah sebagai berikut. 

1. Risiko peretasan dan pencurian

Pengguna cashless merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap peretasan. Peretasan akun pengguna cashless biasanya bertujuan untuk mencuri atau menguras seluruh saldo yang ada.

Peretasan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak berbahaya yang disebut dengan malware. Apabila malware terunduh, maka peretas dapat mengakses seluruh informasi yang ada di dalam smartphone.

Malware memungkinkan peretas menggunakan aplikasi uang digital untuk melakukan pencurian atau transaksi dari jarak jauh. Sehingga uang digital akan terkuras tanpa sepengetahuan pengguna.

Malware dapat masuk ke smartphone ketika pengguna tidak sengaja mengunduh aplikasi, mengklik link phishing, hingga meng-scan QR code pembayaran.

Baca Juga: Kenapa Anak Muda Lebih Suka Cashless?

2. Ancaman kebocoran data pribadi 

Transaksi cashless tidak bersifat pribadi seperti pembayaran tunai. Di mana data pribadi pengguna cashless akan terekam dan tercatat dalam sistem perusahaan uang digital.

Semakin banyak informasi yang disebarkan secara online, maka akan semakin besar kemungkinan data pribadi disalahgunakan. Sebab, meski kemungkinannya kecil, pencurian data dapat terjadi pada perusahaan uang digital.

Selain itu, data pribadi juga bisa diakses oleh orang jahat melalui WIFI publik, malware, hingga link phishing. Data pribadi yang dicuri bisa digunakan untuk melakukan pencurian.

3. Godaan belanja meningkat

Saat membelanjakan uang tunai, seseorang akan merasakan dampak finansial secara langsung dengan mengeluarkan uang dari dompet. Sedangkan transaksi cashless membuat pengguna melakukan pembayaran dengan lebih mudah, yakni hanya dengan mengklik atau menggesek.

Kemudahan ini membuat pengguna cashless menjadi lebih boros. Ini karena mereka tidak bisa merasakan secara langsung berapa banyak uang yang telah dibelanjakan.

Baca Juga: Sambut Ramadan, Bank Sumut Optimalkan Layanan Mobile Banking

Penulis/Editor: Dinda Agita Dewi

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: