
Banyak perusahaan merekrut karyawan magang guna ditugaskan untuk membantu pekerjaan para karyawan di kantor. Sementara itu, atasan bertanggung jawab dalam membimbing dan memantau kinerja mereka.
Jika memiliki performa yang baik, biasanya sebagian pemagang mendapatkan pekerjaan penuh waktu pada perusahaan terkait. Namun, sebagaian yang lain tidak dipekerjakan karena atasan tidak menyukai mereka.
Baca Juga: Kenapa Memarahi Karyawan Magang Justru Tidak Efektif?
Bukan tanpa alasan, atasan tidak menyukai karyawan magang karena kebiasaan mereka yang dianggap menyebalkan. Melansir TFD, berikut ini adalah sejumlah kesalahan besar pemagang.
1. Menunggu atasan memberi tahu apa yang harus dilakukan
Kurangnya memulai sendiri dapat mengindikasikan bahwa karyawan magang malas. Mereka tidak akan melakukan sesuatu sampai secara eksplisit diarahkan untuk melakukannya, bahkan jika menyelesaikan tugas dengan baik.
Bagian dari menjadi profesional adalah mempelajari perbedaan antara "melakukan apa yang diperintahkan" dan "tidak perlu diberi tahu". Namun, sebagian besar karyawan magang mempelajarinya dengan cara sulit.
2. Membicarakan pekerjaan di media sosial
Banyak karyawan dinilai buruk dalam bermedia sosial, terutama jika mengunggah hal-hal tentang pekerjaan. Contohnya, informasi sensitif tentang klien atau proyek, keluhan atas pekerjaan dan rekan kerja, serta detail tempat kerja yang tidak sesuai.
3. Melakukan seminimal mungkin dari harapan perusahaan
Banyak pemagang hanya melakukan minimum apa yang diminta, kemudian bertanya-tanya kenapa tidak mendapatkan pekerjaan karena "melakukan segalanya". Hanya melakukan minimum apa yang diharapkan tidak layak untuk dipromosikan posisi penuh waktu.
4. Selalu aktif dengan ponsel pribadi
Karyawan magang sangat buruk jika terus-menerus menggunakan ponsel pribadi di tempat kerja. Bermain media sosial dan hanya melakukan hal-hal yang diblokir di komputer perusahaan sungguh menyebalkan.
5. Gagal mengadvokasi diri sendiri
Pemagang tidak mengadvokasi diri dengan meminta lebih banyak tanggung jawab meski tidak menyelesaikan tugas inti yang sudah dimiliki. Jika tidak bisa menyelesaikan, tidak seharusnya meminta lebih banyak tugas, baik terlihat lebih menyenangkan atau mengesankan bagi atasan.
Baca Juga: Arteria Dahlan Dibully Habis-habisan Usai Ancam Perkarakan Mahfud: Dewan Pemeras Rakyat
Penulis/Editor: Mitha Jayanti Mardiana
Tag Terkait: