
Banyak orang bertemu dengan pasangan hidupnya saat bekerja di kantor. Pacaran di tempat kerja pun tak melanggar hukum. Namun, beberapa perusahaan memilih melarang karyawannya menjalin asmara di tempat kerja.
Dilansir dari The Guardian, menurut penelitian oleh Society for Human Resource Management (SHRM) dan University of Chicago, 27 persen dari 696 pekerja yang disurvei mengaku punya hubungan asmara dengan rekan kerja mereka. Bahkan, 25 persen di antaranya berhubungan dengan bosnya. Sementara itu, sekitar 41 persen responden mengaku pernah diajak berkencan oleh rekan kerja.
Baca Juga: Kenapa Karyawan Sebaiknya Tidak Bergosip di Kantor?
Hubungan asmara di kantor memang terlihat manis. Namun, ini menjadi tantangan bagi perusahaan. Tak ayal, meski larangan pacaran antarkaryawan terdengar tak masuk akal, perusahaan memilih untuk mengurangi risiko dengan menerapkan berbagai kebijakan terkait hubungan asmara di tempat kerja.
Berikut risiko yang harus dihadapi perusahaan jika mengizinkan pacaran antarkaryawan, melansir dari Reuters.
1. Tuduhan pelecehan seksual
Tuduhan pelecehan seksual bisa muncul di antara rekan kerja jika salah satunya bertepuk sebelah tangan atau hubungan pacarannya memburuk. Tudingan itu juga dapat dilontarkan jika karyawan itu dipecat atau gagal mendapat promosi. Kandasnya hubungan asmara juga bisa menyebabkan klaim pelecehan jika salah satu pihak tak terima untuk putus.
Bahkan, meski hubungan itu didasari suka sama suka, tampilan kasih sayang di depan umum menciptakan kecemburuan bagi rekan kerja lainnya. Potensi tuduhan pelecehan seksual pun bisa datang dari pihak ketiga.
2. Intimidasi
Tumbuhnya benih-benih cinta di kantor berisiko menyebabkan intimidasi pada karyawan jika ia melaporkan perilaku romantis yang tak diinginkannya dari rekan kerja. Karyawan pun jadi ragu untuk melapor karena takut akan pembalasan atau atasannya tak menanggapi keluhan mereka dengan serius.
3. Favoritisme
Hubungan asmara, terutama antara atasan dan bawahan, dapat menyebabkan timbulnya perlakuan khusus di tempat kerja. Akibatnya, karyawan lain akan menganggap diperlakukan tidak adil saat rekannya menerima keuntungan profesional karena pacaran dengan atasan.
Penulis/Editor: Citra Puspitaningrum
Tag Terkait: