Menu
Personal Finance
Knowledge
Work Life
Relationship
Mental Health
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Anak yang Tumbuh Dewasa Menjauh dari Orang Tua?

Kenapa Anak yang Tumbuh Dewasa Menjauh dari Orang Tua? Kredit Foto: Freepik/Our-Team
WE Trivia, Blitar -

Banyak orang menganggap anak “jahat” atau “tidak tahu terima kasih” karena menjauhkan diri dari orang tua saat tumbuh dewasa. Entah persepsi ini benar atau tidak, terdapat sejumlah faktor penting yang perlu diperhatikan.

Anak tidak akan begitu saja memutuskan hubungan dengan orang tua karena ada kemungkinan mereka merasa dicintai, dihormati, dan diperlakukan setara. Mereka pun memberikan cinta, rasa hormat, dan kasih sayang sebagai balasan.

Baca Juga: Kenapa Masih Banyak Orang Tua Enggan Mendisiplinkan Anak?

Namun, ada anak yang merasa tidak diperhatikan dan tidak didengar oleh orang tuanya, terutama saat sangat membutuhkan mereka.

Melansir ETimes, berikut adalah beberapa alasan utama kenapa anak dewasa memilih untuk menjauh dari orang tua.

1. Orang tua melihat anak sebagai 'perpanjangan' dari mereka

Umumnya, hubungan dibentuk sesuai dengan keinginan orang tua, baik di sekitar maupun secara umum. Jika orang tua mengajari anak untuk membela diri dengan pemikiran, ide, dan sudut pandangnya; anak akan tumbuh dewasa secara mandiri.

Namun, jika orang tua ingin anak "mematuhi" apa pun yang dikatakan, tanpa pertanyaan atau argumen, anak bisa menjadi orang dewasa yang tidak aman. Mereka tumbuh tanpa tahu bagaimana mengomunikasikan kebutuhan dan pendirian.

2. Orang tua memanipulasi anak dewasa

Orang tua yang tidak dewasa secara emosional cenderung tidak memiliki kesadaran akan pentingnya hubungan sehat dengan anak. Mereka menggunakan taktik manipulatif; percaya bahwa mereka berhak mengontrol keputusan anak.

Contohnya, menggunakan rasa bersalah, mempermalukan, membandingkan anak dengan saudara atau temannya, dan gaslighting. Bahkan, mereka memeras anak secara emosional hingga dewasa, dengan taktik lain.

Dalam hal ini, orang tua seolah tidak mengajukan permintaan kepada anak, tetapi sebenarnya itu adalah permintaan. Saat anak mengatakan 'tidak', orang tua menjadi marah, agresif, ataupun merajuk.

3. Orang tua tidak dapat memahami kebutuhan emosional anak

Saat merasa terasingkan, anak sering melakukan banyak upaya dari waktu ke waktu untuk mengomunikasikan sudut pandangnya dan kekurangan orang tuanya; berharap untuk memperbaiki perilaku buruk tersebut.

Namun, sering kali orang tua tidak memahami. Mereka bereaksi dengan amarah atau taktik manipulatif yang membuat anak makin bingung. Karenanya, anak mungkin tidak akan pernah memiliki hubungan stabil dan fungsional dengan orang tua.

4. Orang tua menolak untuk bertanggung jawab atau meminta maaf

Orang tua harus sadar atas kesalahan atau perilakunya yang tidak pantas, termasuk ketika anak mengungkapkan bahwa telah disakiti oleh ucapan dan perilaku buruk orang tua. Namun, karena ego, orang tua tidak mengakui kesalahan; justru menyalahkan anak.

Padahal, hubungan sehat tidak dapat dibangun jika orang tua dan anak sama-sama melakukan kesalahan, yang semestinya dapat meminta maaf dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.

5. Orang tua tidak menghormati pasangan anak

Karena pasangan anak belum ada di bawah manipulasi, orang tua akan menunjukkan situasi atau ucapan yang dianggap tidak nyaman dan tidak sopan. Hal ini menjadi pemicu bagi anak dewasa untuk mempertanyakan hubungan dengan orang tua.

Baca Juga: Kenapa Orang Tua Sering Memukul Anak?

Biasanya, hal ini pun menimbulkan konflik. Orang tua mulai melihat pasangan sebagai ancaman yang mendorong anaknya untuk mempertanyakan status quo yang bermasalah.

Penulis/Editor: Mitha Jayanti Mardiana

Tag Terkait:

Bagikan Artikel:

Terpopuler

Terkini

Lihat semuanya