
Investasi merupakan salah satu bentuk pengelolaan uang yang efektif untuk mendapatkan keuntungan besar. Namun, investor dapat terjerat investasi bodong apabila tidak berhati-hati. Pasalnya, ada beberapa kasus investor yang terjebak investasi ilegal.
Melansir laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), investasi bodong atau investasi ilegal merupakan investasi yang tidak mempunyai dokumen perizinan dan bertujuan untuk menipu investor. Pada 2022, OJK mencatat jumlah kerugian yang disebabkan oleh penipuan investasi mencapai lebih dari Rp110 triliun.
Data tersebut membuktikan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang terkena investasi bodong. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Simak alasan kenapa orang bisa terkena investasi bodong dalam ulasan di bawah ini!
Baca Juga: Kenapa Investasi Memiliki Prinsip High Risk High Return?
Pertama, literasi finansial masyarakat Indonesia masih cukup rendah. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2022 yang dilakukan OJK menemukan bahwa indeks literasi finansial masyarakat Indonesia adalah 49,68 persen.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa baru setengah masyarakat Indonesia yang mempunyai literasi keuangan yang baik. Rendahnya tingkat literasi finansial masyarakat membuat kurangnya pemahaman pada produk-produk investasi. Hal itu membuat banyak masyarakat yang asal melakukan investasi tanpa tahu informasi lengkap tentang produk yang digunakan.
Kedua, mudah tergoda keuntungan yang besar. Dalam laman resmi OJK disebutkan bahwa investasi bodong menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat dan tanpa risiko. Biasanya masyarakat Indonesia terjerat investasi bodong karena tidak mampu menolak tawaran menarik ini.
Sebelum tertipu, masyarakat menganggap investasi bodong merupakan cara terbaik untuk keluar dari kesulitan finansial atau menjadi kaya dengan cepat.
Terakhir, mudah percaya testimoni investasi bodong. Testimoni merupakan strategi pemasaran yang banyak digunakan oleh pengembang investasi bodong. Pengembang investasi bodong biasanya membuat video atau ulasan dari orang yang telah bergabung lebih dulu.
Dalam testimoni biasanya disebutkan keuntungan besar yang telah mereka dapatkan. Hal tersebut sangat menggiurkan dan membuat masyarakat yakin untuk melakukan investasi. Padahal, orang dalam testimoni tersebut bukan investor yang telah sukses, tapi pengembang investasi bodong.
Penulis/Editor: Dinda Agita Dewi
Tag Terkait: