
Overthinking saat ini menjadi salah satu fenomena yang cukup sering dibahas, terutama di kalangan generasi muda.
Melansir dari laman Universitas Gadjah Mada, Psikolog Fakultas Psikologi UGM, Dr. Nida UI Hasanat, M.Si., Psikolog., menjelaskan bahwa overthinking dalam kajian psikologi memiliki makna tentang cara berpikir yang berlebihan ke arah negatif. Namun, saat ini istilah overthinking telah mengalami pergeseran di mana hal tersebut diartikan sebagai pemikiran yang berlebihan. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa overthinking adalah memikirkan hal yang belum terjadi.
Overthinking akan menyebabkan seseorang merasa cemas dan ketakutan tentang hal yang belum pernah terjadi atau belum tentu terjadi di masa depan.
Meskipun menjadi permasalahan yang sering dikeluhkan oleh generasi muda, nyatanya overthinking ini dapat menyerang anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Nida menyampaikan bahwa overthinking memiliki dampak buruk bagi kesehatan mental. Salah satunya adalah stres karena otak memiliki beban lebih untuk memikirkan sesuatu yang berlebihan. Jika hal tersebut berkelanjutan akan beresiko pada gangguan mental.
“Jika overthinking mendominasi kehidupan, maka akan menjadikan yang mengalaminya terdistorsi karena tidak berada dalam realitas. Banyak orang menjadi bermasalah karena sudah over itu tadi. Bisa mengalami gangguan mental karena tidak bisa lagi membedakan antara realitas dengan yang sebenarnya baru ada dalam pikiran,” jelasnya seperti yang dikutip dari laman ugm.ac.id.
Allison Kranich, konselor profesional klinis berlisensi di Rumah Sakit Northwestern Medicine McHenry, dan Allison G. Johnsen juga memiliki pendapat yang sama bahwa overthinking akan meningkatkan gejala depresi, menyebabkan stres di mana seseorang akan terus berpikir berlebihan tanpa membuahkan hasil.
Penulis/Editor: Sabriena Yully Puspita
Tag Terkait: